Bagaimana cara berpikir penutur bahasa Indonesia terhadap waktu? Persoalan ini berusaha dijawab melalui artikel sederhana saya yang masih memerlukan kajian lebih lanjut dan beberapa penyuntingan di sana-sini. Artikel ini dipresentasikan pada sebuah seminar dalam rangka ulang tahun Prof. Soepomo Poedjosoedarmo ke-80 di UGM pada 2013 lalu. Anda tertarik membacanya? Klik tautan ini.
Kini Kenal Linguistik hadir di Telegram. Silakan klik tautan berikut untuk diskusi dan konsultasi –> https://t.me/joinchat/D49_whCsIMflmdjviRHflw dan tautan berikut untuk kanal Kenal Linguistik berbagi buku gratis, informasi seminar, dan kuliah linguistik, –> https://t.me/kenallinguistik Semoga bermanfaat!
TINJAUAN AWAL PEMAKAIAN METAFORA KONSEPTUAL DALAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH (Makalah ini Disajikan dalam Seminar Nasional Budaya Literasi Menuju Generasi Emas bagi Guru Pembelajar yang Diselenggarakan oleh Program Studi PBSI FBPS UPGRIS 16 Desember 2016) Icuk Prayogi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas PGRI Semarang prayogi_be@yahoo.com Dalam makalah sederhana ini dibahas tentang pemakaian metafora konseptual dalam

Penelitian leksikostatistik (termasuk dalam Linguistik Historis Komparatif) dan glotokronologi umumnya menggunakan perangkat dasar berupa kosakata dasar, yakni kosakata yang diperkirakan ada pada semua bahasa di dunia, tanpa memandang peradaban dan ekolinguistiknya. Kedasaran ini disandarkan atas asumsi bahwa ada sejumlah kosakata yang dipakai sepanjang masa, dan (ada kemungkinan) menghindari kosakata yang berasal dari pinjaman. Sebagai contoh, realisasi dari makna ‘api’, ‘makan’, ‘sungai’,

Sedang belajar matakuliah Fonetik, Fonemik, atau Fonologi? Diberikan tugas mentranskripsi menggunakan font fonetis? Eh, ataukah kamu belum tahu font fonetis itu seperti apa? Ini penampakannya: Pada tabel di atas ada tiga lajur: glos (konsep), tulisan (grafemik), dan bunyi bahasa (fonetis/k). Biasanya sih dosen akan memberikan kopian font-font ini secara cuma-cuma. Namun, kalau kamu belum punya, kamu bisa unduh di sini,

Setelah beberapa kali pertemuan kuliah Bahasa Indonesia 1 pada jurusan Sastra Indonesia yang dosennya dianggap susah dipahami mahasiswa unyu-unyu karena baru lulus SMA di sebuah kampus, seorang mahasiswa menyeletuk, “Pak, kok kita nggak belajar bahasa Indonesia baku, ya?” “Ooo… gampang itu. Kamu pergi ke Togamas atau S.A.B, beli EYD, KBBI, dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Beres! Asalkan dibaca dan dipraktikkan juga

Schools of Linguistics: Competition and Evolution Ingin memahami linguistik lebih dalam? Atau, Anda merasa sudah sangat memahami linguistik? Ataukah Anda mempunyai fanatisme terhadap satu aliran tertentu? Sebaiknya Anda mulai membaca buku ini agar wawasan Anda bertambah luas! Buku gretongan yang dibagi secara gratis oleh Kenal Linguistik ini berisi sejarah perkembangan linguistik yang disajikan oleh profesor Geoffrey Sampson tahun 1980 secara komprehensif. Di

Hai, pegiat linguistik di mana pun Anda berada! Departemen Bahasa dan Sastra FIB UGM bulan depan mengadakan seminar linguistik dengan biaya yang amat terjangkau! Topik utamanya adalah Isu-isu mutakhir seputar linguistik! Yo, yang punya paper linguistik-linguistik kekinian, sumonggo… 😀 Be there! ^__^

Dua sudut pandang yang saling berkebalikan dalam melihat bahasa adalah DESKRIPTIF dan PRESKRIPTIF. Kadang disebut juga dengan linguistik deskriptif dan linguistik preskriptif (cek video ini agar lebih paham). Mungkin istilah yang paling sering didengar khalayak ramai adalah “deskriptif”–mirip dengan nama genre teks atau paragraf. Tapi sebenarnya yang sering kita lihat dan temui saat di bangku sekolah adalah sudut pandang preskriptif.
Venue di UNS–Surakarta. Penerimaan abstrak hingga 15 September!